Senin, 31 Maret 2014

PRIMATA DUNIA : Lemur, Primata kecil dari madagaskar


Lemur, yang berasal dari bahasa Latin lemures, adalah hewan dari ordo primata yang hidup dan tinggal di Madagaskar, Afrika.Arti dari kata lemures ini adalah makhluk atau arwah di malam hari atau hantu.Hal ini mungkin karena bentuk mata dari hewan ini dapat memantulkan cahaya di malam hari disertai dengan teriakan nyaringnya.

CIRI CIRI FISIK LEMUR
Panjang kepala dan badan lemur adalah antara 28 hingga 56 sentimeter, sedangkan panjang ekor lemur antara 28 hingga 65 sentimeter.Lemur memiliki ekor yang panjang dan bercincin, dengan cincin hitam-putih yang berselang-seling.Badan berwarna merah-cokelat dengan kilauan abu-abu pada rambutnya dengan bagian bawah tubuh berwarna putih, sekaligus tangan dan kakinya juga berambut putih.Bagian wajah lemur ini berwarna putih dengan bercak coklat hitam di sekitar mata, mata berwarna coklat, dan bagian mulutnya berwarna hitam.Telinga lemur memiliki rambut berwarna putih, bersudut dan hampir mirip dengan telinga kucing. Lemur jantan dan betina cenderung berukuran sama dengan berat sekitar 2 sampai 4,5 kg dan sangat tergantung dari jenis spesiesnya.

HABITAT LEMUR
Semua lemur hanya ditemukan di Madagaskar, sebuah pulau di bagian timurAfrika. Meski berada pada satu pulau, lemur hidup pada beragam habitat.Beberapa hidup di hutan hujan tropis, sementara yang lain hidup di gurun yang kering. Terdapat 6 jenis lemur yang tersebar di Madagaskar, yakni L.macoco yang disebut lemur hitam dengan habitat di sebelah barat daya Madagaskar; L.Fulvus yakni lemur coklat yang hidup di pulau Comoros; L.mongoz di barat daya Madagaskar; L.rubiventer di sebelah timur dan tengah pulau; L.coronatus di sebelah utara; serta L.catta yang berekor belang dan hidup di bagian selatan pulau Madagaskar.


Pondok Satwa Conservasion / By PoWa Crew

0 komentar:

Posting Komentar

 
Kunjungi Pondok Satwa On Twitter :)

BREAKING NEWS : Data terbaru kementrian kehutanan terkait biosfer pulau sumatera menyakinkan bahwa 80% ekosistemnya rusak dikarenakan banyak hutan dijarah, penebangan liar makin menjadi, dan batas wilayah konservasi tidak diakui. Degradasi ekosistem ini terjadi tidak hanya karena lemahnya penegakan hukum namun juga akibat kurang dipahaminya maksud dan tujuan pembangunan jangka panjang dan fungsi dari cagar biosfer. Peningkatan pemahaman dan kepedulian diperlukan baik bagi masyarakat tradisional yang hidup di sekitar dan di dalam hutan dan ekosistem lain maupun masyarakat moderen yang bermukim di perkotaan